Jembatan Bailey di Bungo Sudah 95 Persen, Bisa Dilalui Saat Arus Mudik

NEWS12 Dilihat

Kab. Bungo | Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) memastikan bahwa jembatan bailey di lokasi amblesnya Jalan Nasional Lintas Sumatera yang menghubungkan Sumatera Barat dan Jambi di Kabupaten Bungo akan segera rampung. Nantinya jembatan penghubung sementara itu bisa dilalui oleh kendaraan dengan menggunakan sistem buka tutup jalan.

“Insyallah secepatnya jembatan ini bisa segera dibuka. Tetapi nanti pakai sistem buka-tutup,” kata Kepala BPJN Jambi, Ibnu Kurniawan kepada detikSumbagsel, Selasa (11/3/2025).

Saat ini, Ibnu menyebutkan bahwa untuk progres Jembatan Bailey sudah di angka 95 persen. Setelah jembatan dinyatakan rampung, pihak BPJN juga akan melakukan langkah uji coba jembatan terlebih dahulu.

Uji coba jembatan bailey ini kata Ibnu, juga direncanakan pada besok hari setelah pengerjaan jembatan itu sudah mencapai di angka 100 persen. Hal ini juga selain aman, tentunya menjadi salah satu langkah penting agar saat arus mudik lebaran jembatan tersebut tidak ada kendala.

“Setelah dibuka, kemungkinan besar truk-truk berat tidak bisa melewati jembatan karena batas maksimal jembatan 8 ton namun batas aman 5 ton,” ujar dia.

Ibnu juga mengakui bahwa harusnya jembatan bailey ini bisa segera rampung pada Minggu (9/3) kemarin. Namun karena kondisi cuaca hujan dan serta banyaknya pekerja yang keletihan dan jatuh sakit, membuat pengerjaan jembatan darurat itu jadi molor.

Meski awalnya pihak BPJN sudah menyanggupi permintaan Gubernur Jambi Al Haris agar Minggu kemarin jembatan itu sudah bisa dibuka dan dilalui pengendara, namun berbagai faktor mengganggu kelancaran pengerjaan jembatan hingga menjadi molor.

“Betul bapak Gubernur memang sampaikan agar hari Minggu selesai, teman-teman di lapangan juga optimis bisa selesai hari Minggu melihat semua material dan peralatan juga lengkap di lapangan makanya kita menyatakan bisa Minggu selesai pengerjaan,” sebut Ibnu

“Akan tetapi dengan keterbatasan lokasi kerja dan juga cuaca sehingga kami di lapangan kesulitan mulai dari pasang mur baut jembatan yang di atas ketinggian, lalu belum lagi banyak pekerja yang sakit karena lembur dan juga hujan yang terus turun. Intinya kami tidak mau janji lagi mengingat ternyata banyak hal di luar kendali kami terjadi tetapi pada kenyataannya kami juga ingin secepatnya jembatan itu selesai agar mudik lebaran lancar,” lanjutnya.

Sementara terpisah, Anggota Komisi V DPR RI dapil Jambi, Edi Purwanto mengatakan setelah jembatan darurat bisa rampung, agar perlu menjadi perhatian soal kapasitas beban dari jembatan.

Dia meminta agar pengendara truk bermuatan 20 ton tidak mencoba-coba untuk melintas. Dia ingin kerjasama yang baik antar pihak Kepolisian, Dinas Perhubungan, dan pengusaha dalam memperhatikan kapasitas jalan agar jembatan darurat yang dibuat tidak alami kendala lainnya.

“Disinilah diperlukan kesadaran kolektif, kalau kapasitas beban hanya 20 ton. Jangan dipaksa lebih. Nanti bisa amblas lagi, kalau amblas, kendaraan jatuh lebih masalah lagi,” kata Edi.

“Jangan kuat-kuatan. Tidak mentang mentangan, tidak jago jagoan. Kita tegas saja, ketika lebih 20 ton bongkar, atau putar balik, tidak bisa dipaksa karena kapasitas kita 20 ton,” lanjutnya.

Anggota DPR RI dari Partai PDIP ini juga mengatakan salah satu persoalan di jalan adalah over dimension over loading atau (ODOL). Ini adalah kondisi kendaraan yang melebihi batas dimensi dan/atau muatan yang diizinkan.

“Problem kita sekarang adalah over dimension over loading (ODOL). Tahun 2023 kita targetkan zero odol. Undang undangnya belum selesai, sekarang lagi proses revisi no 22 tahun 2009 terkait tentang UU Jalan. Apalagi saat ini pertumbuhan penduduk yang banyak, kendaraan semakin banyak, kebutuhan makin banyak,” kata Edi

Selain itu, Edi Purwanto juga meminta agar semua pihak juga menjaga lingkungan. Karena kejadian amblasnya jalan dan meluasnya banjir karena hutan yang banyak gundul baik karena kegiatan perkebunan maupun PETI.

“Kalau kita tidak proteksi. Maka hal seperti ini akan kejadian terus, ini juga mesti ada tugas Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Jambi untuk memantau gorong-gorong di semua jembatan yang menjadi kewenangannya agar tidak ada lagi air yang tidak lancar sehingga menyebabkan jalan jadi amblas akhirnya,” terang Edi.

Diketahui, jalan Lintas Sumatera, Dusun Siri Sekapur, Jujuhan, Bungo Jambi putus pada Minggu (2/3) lalu. Sejak jalan itu putus, para pengguna jalan dari Bungo, Jambi, menuju Sumatera Barat (Sumbar) atau sebaliknya dialihkan menggunakan jalur alternatif Sangir Solok Selatan atau jalan di Padang Lamo Kabupaten Tebo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *