Jakarta | Ketua Umum Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI), Rahmad Sukendar, mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya oknum preman yang menggunakan atribut organisasi kemasyarakatan (ormas) untuk melancarkan aksi premanisme dan pemerasan di masyarakat.
Menurut Rahmad, ormas sejatinya adalah wadah perjuangan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan membela kepentingan publik. Namun kini, banyak oknum yang menyalahgunakan identitas ormas untuk tujuan menyimpang.
“Hadirnya ormas itu bagus dan sangat mulia. Tapi sekarang banyak preman yang berbaju ormas dan bikin resah masyarakat. Ini jadi masalah serius yang harus segera diselesaikan,” ujar Rahmad Sukendar kepada wartawan, Kamis (22/5/2025).
Ia menilai fenomena ini sebagai bentuk pembiaran yang berbahaya jika tidak segera ditangani oleh pemerintah dan aparat penegak hukum. Bahkan, Rahmad menyebut bahwa konotasi “preman” dalam konteks pemerintahan bisa bermetamorfosis menjadi “maling uang rakyat”.
“Tapi kenyataannya, banyak preman yang berlindung di balik baju ormas. Di pemerintahan sendiri, istilah preman bisa lebih parah—yakni maling uang rakyat,” tegasnya.
Rahmad mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap keberadaan ormas di seluruh Indonesia. Ia juga meminta aparat penegak hukum tidak ragu menindak ormas yang terbukti melakukan intimidasi, pemerasan, atau kegiatan melawan hukum lainnya.
“Pemerintah tidak boleh tutup mata. Jangan sampai ormas yang seharusnya menjadi mitra masyarakat justru berubah menjadi sumber ketakutan dan ancaman bagi publik,” pungkasnya.
Rahmad Sukendar selama ini dikenal aktif mengawal isu-isu antikorupsi dan pengawasan terhadap penyelenggaraan negara. Ia juga sering menyuarakan perlunya transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum yang adil tanpa pandang bulu.
(Red)